Sepak Bola - Sejarah





Terus Semangat dan Jaga Kesehatan Kalian
Terus Bersyukur, Walau Dalam keadaan Yang Sulit
Semoga Ibadah Semakin Berkualitas, dan
Semoga COVID 19 Lekas Berlalu

Apa itu SEPAK BOLA?

Permainan Sepakbola

Sepak bola adalah salah satu cabang olahraga. Olahraga ini menggunakan bola dan dimainkan oleh 2 tim yang terdiri dari 11 pemain dalam satu tim dan beberapa orang bertindak sebagai pemain cadangan. Dalam permainan sepak bola ini, setiap tim mencoba untuk mencetak gol sebanyak mungkin dengan menempatkan bola di tujuan yang berlawanan. Permainan sepak bola dapat dimainkan di lapangan terbuka persegi panjang, di rumput buatan atau di rumput asli. Secara umum, kiper atau penjaga gawang adalah satu-satunya orang yang memiliki hak untuk menyentuh bola dengan lengan atau tangannya. Ini hanya mungkin jika bola ada di area net. Sementara 10 pemain lain bisa menggunakan semua anggota tubuh mereka kecuali tangan mereka, dan kepala, dada dan paha untuk menguasai kontrol bola, tentu saja, kaki untuk menendang bola.

sejarah sepakbola dunia

Kisah sepakbola kuno ini pertama kali terjadi di sebuah negara Cina. Yang lebih akurat dari pada di dinasti Han, yaitu sekitar abad ke-2 atau ke-3 SM. Permainan sepak bola yang terjadi pada waktu itu menggunakan bola kulit dan sangat sulit untuk menempatkan bola di gawang karena jaring terbuat dari jaring yang sangat kecil. Sepak bola dihadirkan oleh orang-orang pada waktu itu, sehingga tentara Tiongkok tetap terlatih secara fisik. Selain hiburan di pesta ulang tahun kaisar. Saat itu pertandingan sepakbola yang ada saat itu bernama Tsu Chu.

Sepakbola Tiongkok Kuno (Tsu Chu)

Bahkan dalam sejarah sepakbola kuno, ternyata permainan sepakbola ini tidak hanya terkenal di Cina, tetapi juga bisa menjadi salah satu permainan favorit warga Jepang. Dimana permainan dimainkan dari kulit rusa dan disebut "datang ke sini". Permainan sepak bola juga dapat ditemukan di negara-negara yang disebut Roma, Inggris, Meksiko, Amerika Tengah dan Mesir kuno, yang bermain sepak bola dengan bola karet.

sejarah sepakbola Indonesia

Sejarah Sepak Bola Modern

Sejarah sepakbola modern dimulai di Inggris. Ketika asosiasi sepak bola didirikan pada pertemuan ke 11 perwakilan dari asosiasi sepak bola di London Tavern dari Asosiasi Sepak Bola Masonik London, Inggris. Menurut perkembangan dan kemajuan sepakbola dunia, Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) didirikan pada 21 Mei 1904 di Paris, Prancis. 7 negara, Denmark, Spanyol, Swedia, Swiss, Belgia dan Belanda, berpartisipasi dalam pertemuan yang diprakarsai oleh dua tokoh sepak bola, Henry Delaunay dan Jules Rimet. Berikut ini adalah daftar acara dalam sejarah sepakbola modern menurut tahun:

-          Asosiasi Sepak Bola Inggris didirikan pada tahun 1863.

-          Pada 1885 ada kompetisi di luar Inggris, yaitu Kanada melawan Amerika.

-          Agenda pertemuan pertama kalinya untuk membahas pembentukan organisasi Asosiasi Sepak Bola Dunia pada tahun 1886.

-          Pada tahun 1888 wasit mulai mengambil kendali penuh dari permainan.

-          FIFA didirikan di Prancis pada tahun 1904 dengan anggota dari Swedia, Swiss, Spanyol, Belanda, Belgia dan Prancis.

-          FIFA akhirnya bangkit pada tahun 1904 dengan tujuan mempromosikan sepakbola kepenjuru dunia. 


Selanjutnya Selamat MENGERJAKAN TUGAS.

Kalian hanya bisa mengirim hasil pekerjaan sebanyak 1x. Jadi silahkan dikerjakan dengan sungguh-sungguh



LARI SPRINT

LARI JARAK PENDEK (SPRINT)


Atletik adalah aktifitas jasmani yang kompetitif atau dapat diadu berdasarkan gerak dasar manusia, yaitu berjalan, berlari, melempar, dan melompat. Atletik seperti yang kita ketahui sekarang, dimulai sejak diadakan Olimpiade modern yang pertama kali diselenggarakan di kota Athena, Yunani pada tahun 1896 dan sampai terbentuknya badan dunia federasi atletik amatir internasional tahun 1912.

Atletik pertama kali diperkenalkan di Indonesia dengan sebutan Netherlands Indische Athletick Unie (NIBU) tanggal 12 Juli 1917 dan dalam perkembangannya terbentuk suatu organisasi yang bergerak dibidang atletik dengan nama Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI).

Sprint atau lari cepat merupakan salah satu nomor lomba dalam cabang olahraga atletik. Sprint atau lari cepat merupakan semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang ditempuh. Sampai dengan jarak 400 meter masih digolongkan dalam lari cepat atau sprint.

Pada dasarnya gerakan lari itu sama untuk semua jenis perlombaan lari. Namun dengan demikian dengan adanya perbedaan jarak tempuh, maka sekalipun sangat kecil terdapat pula beberapa perbedaan dalam pelaksanaannya. Sedangkan yang dimaksud dengan perbedaan atau pembagian jarak dalam nomor lari adalah lari jarak pendek (100 – 400 meter), lari menengah (800 – 1500 meter), lari jauh (5000 meter atau lebih).

Lari jarak pendek atau sprint adalah semua jenis lari yang sejak start ampai finish dilakukan dengan kecepatan maksimal. Beberapa faktor yang mutlak menentukan baik buruknya dalam sprint ada tiga hal yaitu start, gerakan sprint, dan finish.

Penguasaan teknik merupakan kemampuan untuk memahami atau mengetahui suatu rangkaian spesifik gerakan atau bagian pergerakan olahraga dalam memecahkan tugas olahraga dan dapat menggunakan pengetahuan yang dimiliki tersebut. Penguasaan teknik sprint diartikan sebagai kemampuan atlet dalam mengetahui atau memahami teknik lari sprint dan dapat menggunakan teknik lari sprint dengan baik.

Penguasaan teknik dipengaruhi beberapa dua faktor, yaitu:
a. Pengetahuan
Pengetahuan pada hakekatnya adalah merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek termasuk didalamnya ilmu. Selanjutnya pengetahuan adalah apa yang kita ketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan proses dari usaha manusia untuk tahu.

b. Aplikasi atau penerapan
Aplikasi teknik merupakan penerapan penggunaan teknik lari sprint yang dilakukan oleh atlet didalam perlombaan. Didalam suatu perlombaan atlet akan berusaha untuk mengeluarkan semua kemampuan yang dimiliki untuk mencapai penampilan terbaik dan prestasi maksimal. Setiap atlet memiliki kemampuan yang berbeda dan cara yang berbeda pula dalam menerapkan atau mengaplikasikan teknik sprint dalam perlombaan. Seperti yang dikatakan IAAF (1993; 115) kemampuan untuk melakukan suatu teknik yang sempurna adalah tidak sama sebagai seorang pelaku yang penuh ketangkasan. Atlet yang tangkas memiliki teknik yang baik dan konsisten dan juga tahu kapan dan bagaimana menggunakan teknik guna menghasilkan prestasi yang baik.

1.     Pengertian Sprint
Lari cepat atau sprint adalah semua perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh, sampai dengan jarak 400 meter masih dapat digolongkan dalam lari cepat. Sprint atau lari cepat yaitu, perlombaan lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh yang menempuh jarak 100 m, 200 m, dan 400 m.

Nomor lomba atau event lari sprint menjangkau jarak dari 50 meter, yang bagi atlet senior hanya dilombakan indoor saja, sampai dengan dan termasuk jarak 400 meter. Kepentingan relatif dari tuntutan yang diletakkan pada seorang sprinter adalah beragam sesuai dengan event-nya, namun kebutuhan dari semua lari-sprint yang paling nyata adalah ‘kecepatan’. Kecepatan dalam lari sprint adalah hasil dari kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan yang halus, lancar, efisien dibutuhkan bagi berlari dengan kecepatan tinggi. Kelangsungan gerak lari cepat atau sprint dapat dibagi menjadi tiga, yaitu; (A) start, (B) gerakan lari cepat, (C) gerakan finish.

2.     Pengertian Teknik
Teknik merupakan blok-blok bengunan dasar dari tingginya prestasi. Teknik adalah cara yang paling efesien dan sederhana dalam memecahkan kewajiban fisik atau masalah yang dihadapi dan dibenarkan dalam lingkup peraturan (lomba) olahraga. Teknik merupakan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktik dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang perlu dalam cabang olahraga. Teknik merupakan cara paling efesien dan sederhana untuk memecahkan kewajiban fisik atau masalah yang dihadapi dalam pertandingan yang dibenarkan oleh peraturan.

3.     Teknik Lari Sprint
Teknik adalah sangat kritis terhadap prestasi selama suatu lomba lari sprint. Melalui tahapan lomba tuntutan teknik sprint beragam seperti halnya aktivitas otot-otot, pola waktu mereka dan aktivitas metabolik para atlet dari tahap reaksi sampai tahap transisi tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan kecepatan dari suatu sikap diam di tempat.

Tujuan utama lari sprint adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan dari dorongan badan kedepan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang-langkah dan frekuensi-langkah. untuk bisa berlari cepat seorang atlet harus meningkatkan satu atau kedua-duanya. Tujuan teknik-sprint selama perlombaan adalah untuk mengerahkan jumlah optimum daya kepada tanah didalam waktu yang pendek. Teknik yang baik ditandai oleh mengecilnya daya pengereman, lengan lengan efektif, gerakan kaki dan badan dan suatu koordinasi tingkat tinggi dari gerakan tubuh keseluruhan (IAAF, 1993;22).

Teknik lari sprint dapat dirinci menjadi tahap-tahap sebagai berikut:
a.     Tahap reaksi dan dorongan
b.     Tahap lari akelerasi
c.      Tahap transisi/perubahan
d.     Tahap kecepatan maksimum
e.     Tahap pemeliharaan kecepatan
f.      Finish

Lomba lari sprint yang lain mengikuti pola dasar yang sama, tetapi panjang dan pentingnya tahapan relatif bervariasi. Dalam aspek biomekanika kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah dalam per satuan waktu). Untuk bisa berlari lebih cepat seorang atlet harus meningkatkan satu atau kedua-duanya. Hubungan optimal antara panjang langkah dan frekuensi langkah bervariasi bagi tahap-tahap lomba yang berbeda-beda. Dalam lari sprint terdapat beberapa tahapan yaitu:
1)     Start
Suatu start yang baik ditandai dengan sifat-sifat berikut;
a. Konentrasi penuh dan menghapus semua gangguan dari luar saat dalam posisi aba-aba “bersedia”
b.  Mengadopsi sikap yang sesuai pada posisi saat aba-aba “siap”
c. Suatu dorongan eksplosif oleh kedua kaki terhadap start-blok, dalam sudut start yang maksimal

Teknik yang digunakan untuk start harus menjamin bahwa kemungkinan power yang terbesar dapat dibangkitkan oleh atlet sedekat mungkin dengan sudut-start optimum 450. setelah kemungkinan reaksi yang tercepat harus disusul dengan suatu gerak (lari) percepatan yang kencang dari titik-pusat gravitasi dan langkah-langkah pertama harus menjurus kemungkinan maksimum.

Ada tiga variasi dalam start-jongkok yang ditentukan oleh penempatan start-blok relatif terhadap garis start: a. Start-pendek (bunch-start), b. Start-medium (medium-start), c. Start-panjang (elongated-start). Start medium adalah umumnya yang disarankan, karena memberi peluang kepada para atlet untuk menerapkan daya dalam waktu yang lebih lama daripada start-panjang (menghasilkan kecepatan lebih tinggi), tetapi tidak menuntut banyak kekuatan seperti pada start-pendek (bunch-start). Suatu pengkajian terhadap teknik start-jongkok karenanya dapat dimulai dengan start medium. Ada tiga bagian dalam gerakan start, yaitu:
a)    Posisi “bersediaaa”
Pada posisi ini sprinter mengambil sikap awal atau posisi “bersediaaa”, kaki yang paling cepat/tangkas ditempatkan pada permukaan sisi miring blok yang paling depan. Tangan diletakkan dibelakang garis start dan menopang badan (lihat gambar ). Kaki belakang ditempatkan pada permukaan blok belakang, mata memandang tanah kedepan, leher rileks, kepala segaris dengan tubuh.

b)   Posisi “siaaap”
Posisi “siaaap” ini adalah kepentingan dasar bahwa seorang atlet menerima suatu postur dalam posisi start “siaaap” yang menjamin suatu sudut optimum dari tiap kaki untuk mendorongnya, suatu posisi yang sesuai dari pusat gravitasi ketika kaki diluruskan dan pegangan awal otot-otot diperlukan bagi suatu kontraksi eksplosif dari otot-otot kaki.
Tanda-tanda utama suatu posisi “siaaap” yang optimum daya adalah;
1. Berat badan dibagikan seimbang
2. Poros pinggul lebih tinggi daripada poros bahu
3. Titik pusat gravitasi kedepan
4. Sudut lutut 900 pada kaki depa,
5. Sudut lutut 1200 pada kaki belakang
6. kaki diluruskan menekan start blok

c)    Posisi (aba-aba) “ya”
Daya dorong tungkai dan kaki dalam start dapat dianalisa dengan menggunakan papan-pengalas daya dibangu pada start blok. Bila kaki-kaki menekan pada papan itu pada pada saat start, impuls dapat disalurkan ke dan ditampilkan pada suatu dinamo-meter. Kekuatan impuls arah dan lamanya, juga timing dari dorongan dari tiap kaki dapat dicatat.
Ciri kunci yang untuk diperhatikan adalah:
1.     Kaki belakang bergerak lebih dahulu. Pola daya kekuatan menunjukkan bahwa daya kekuatan yang puncaknya sangat tinggi dikenakan mengawali gerak akselerasi dari titik-pusat gravitasi atlet dengan cepat menurun.
2.     Penerapan daya kekuatan dari kaki depan dimulai sedikit lambat yang memungkinkan gerak akselerasi titik-pusat gravitasi untuk berlanjut setelah dorongan kaki belakang menghilang, dan berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Kenyataannya, daya kekuatan daya kekuatan digunakan oleh kaki-depan kira-kira dua kali lipat dari daya kaki-belakang.

2)     Tahap Akselerasi
Pada tahap akselerasi diupayakan frekuensi lari yang tinggi secepat mungkin dengan dari sedikit mengadopsi postur lari yang normal. Ciri-ciri dari tahap ini adalah:
a.  Kontak awal dengan lintasan oleh ayunan kaki depan selebar kurang lebih 30 cm dibelakang proyeksi vertikal titik pusat gravitasi.
b. Kecepatan langkah setinggi mungkin dengan tahap melayang yang   pendek.
c.   Tahap dukungan pendek memerlukan dorongan kuat dari telapak kaki.
d.  Badan diluruskan dari sedikit menuju lari yang normal setelah 10 langkah   kira-kira 20 meter.

3)     Tahap Kecepatan Maksimal
Setiap langkah sprint terdiri dari tahap-tahap kontak dengan tanah (atau dukungan) dan suatu tahap melayang (atau ayunan). Tahap-tahap ini dapat diuraikan lebih lanjut kedalam tahap sangga/topang depan (front support) dan tahap sangga/topang belakang (rear support) serta tahap ayunan depan (front swing) dan tahap ayunan belakang (rear swing).
a.  Tahap ayunan belakang.
Tahap pemulihan (recovery). Otot-otot flexor lutut mengangkat tumit kedepan pantat dengan pembengkokan (flexio) kedepan serentak dari otot-otot paha. Tungkai bawah tetap ditekuk ketat terhadap paha mengurai momen inertia. Lutut yang memimpin dipersiapkan untuk suatu ayunan ke depan yang relax dari tungkai bawah dalam langkah mencakar berikutnya. Lutut dorong yang aktif mennyangga pengungkit pendek dari kaki ayun. Kecepatan sudut optimal pada paha berayun kedepan menolong menjamin frekuensi langkah lari yang tinggi.
Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah agar kaki dorong putus kontak dengan tanah. Kaki rilex, mengayun aktif menuju pembuatan langkah diatas lutut kaki sangga dan sebagai tahap lanjutan dan persiapan angkatan lutut. Adapun ciri-ciri atu tangda-tanda tahap ini adalah:
1.   Ayunan rilex kaki belakang yang tidak disangga sampai tumit mendekati panta. Bandul pendek ini sebagai hasil kecepatan sudut yang tinggi memungkinkan membuat langkah yang cepat.
2.   Angkatan tumit karena dorongan aktif lutut, dan harus menampilkan relaksasi total dari semua otot yang terlibat.
3.   Perjalanan horizontal pinggul dipertahankan sebagai hasil dari gerakan yang dijelaskan

b. Tahap ayunan depan.
Tahap angkat lutut. Tahap ini menyumbangkan panjang langkah dan dorongan pinggang. Persiapan efektif dengan kontak tanah. Sudut lutut yang diangkat kira-kira 150 dibawah horizontal. Gerakan kebelakang dari tungkai bawah sampai sutau gerakan mencakar aktif dari kaki diatas dari dasar persendian jari-jari kaki dalm posisi supinasi dari kaki. Kecepatan kaki dicapai dengan bergerak kebawah/kebelakang sebagai suatu indikator penanaman aktif dari hasil dalam suatu kenaikan yang cepat dari komponen daya vertikal.

Tujuan dan fungsi tahap ini adalah agar lutut diangkat, bertanggung jawab terhadap panjang langkah yang efektif, dalam kaitan dengan ayunan lengan yang intensif. Teruskan dan jamin jalur perjalanan pinggang yang horizontal. Persiapan untuk mendarat engan suatu gerakan mencakar dan sedikit mungkin hambatan dalam tahap angga depan. Tahap ini memiliki sifat-sifat atau tanda-tanda, yaitu:
1. Angkatan paha/lutut horizontal hampir horizontal, melangkahkan kaki sebaliknya sebagai prasyarat paling penting dari suatu langkah-panjang cepat dan optimal.
2. Gerakan angkat lutut dibantu oleh penggunaan lengan berlawanan   diametris yang intenssif.
3.   Siku diangkat keatas dan kebelakang.
4.  Dlam lanjutan dengan ayunan kedepan yang rilex dari tungkai bawah  karena pelurusan paha secara aktif, dengan niat memulai gerak mencakar dari kaki aktif.

c.  Tahap sangga/topang depan
Tahap amortisasi. Pemulihan dari tekanan pendaratan adalah ditahan. Ada alat pengaktifan awal otot-otot yang tersedia didalam yang diawali dalam tahap sebelumnya. Idenya guna menghindari adanya efek pengereman/hambatan yang terlalu besar dengan membuat lama waktu tahap sangga/topang sependek mungkin.

Tahap ini mempunyai tujuan dan fungsi sebagai tahap amortisasi tahap kerja utama. Mengontrol tekanan kaki pendarat oleh otot-otot paha depan yang diaktifkan sebelumnya dan otot-otot kaki bertujuan untuk membuat suatu gerak explossif memperpanjang langkah sebelumnya. Tahapan ini memiliki sifa atau tanda sebagai berikut:
1.  Gerakan mencakar aktif dari sisi luar telapak kaki dengan jari-jari   keatas.
2. Jangkauan kedepan aktif harus tidak menambah panjang-langkah secara tak wajar, namun mengizinkan pinggang (pusat gravitassi tubuh) berjalan cepat diatas titik sanggah kaki.
3.     Hindari suatu daya penghambat yang berlebih-lebihan.
4.     Waktu kontakl dalam angga depan harus esingkat mungkin.

d. Tahap sangga/topang belakang
Besarnya impuls dan dorongan horizontal diberi tanda. Lama penyanggaan itu adalah singkat saja. Sudut dorongan sedekat mungkin dengan horizontal. Ada suatu perluasan elastik dari dari sendi kaki, lutut dan pinggul. Menunjang gerakan ayunan linier lengan oleh suatu angkatan efektif dari siku dalam ayunan kebelakang, dan ayunan kaki meng-intensifkan dorongan dan menentukan betapa efektifnya titik pusat massa tubuh dikenai oleh gerakan garis melintang dari perluasan dorongan. Togok badan menghadap kedepan.

Tujuan dan fungsi dari tahap ini adalah sebagai tahap akselerasi ulang, penyangga untuk waktu singkat, dan sebagai persiapan dan pengembangan suatu dorongan horizontal yang cepat. Keriteria untuk tahap-tahap penyanggaan ini adalah:
1.     waktu singkat dari periode sangga/topang keseluruhan
2.     suatu impuls akselerasi yang signifikan pada tahap topang belakang
3. suatu waktu optimum dari impuls percepatan pada tahap  topang/sangga belakang hampir tidak ada daya pengereman/ hambatan pada tahap sanggahan.  
 

Setelah Membaca dan Memahami Materi, untuk lebih mengembangkan wawasan, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut disertai dengan penjelasan yang berdasar teori. 

Untuk menjawab 2 pertanyaan ini, minimal 1 halaman kertas buku berisi penuh tulisan jawaban.

1. Ada yang suatu pernyataan yang menarik tentang aktivitas berlari, termasuk di dalamnya adalah lari jarak pendek (sprint). Pernytaan tersebut berbunyi “berlarilah dengan tangan”. Bagaimana hal tersebut dapat dijelaskan secara teori kinesiology mengenai pernyataan tersebut?

2. Faktor kecepatan seorang pelari dalam mencapai tujuan akhir (garis finis) adalah frekuensi langkah dan panjang langkah. Namun diantara kedua hal tersebut memiliki peran yang agak bertolak belakang. Semakin panjang langkah, maka semakin sedikit frekuensi langkah, begitu juga sebalik. Bagaimana itu bisa terjadi dilihat dari ilmu biofisika olahraga?

Mengenal "Mother of Sport"

A.           Sejarah Atletik

Atletik adalah beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata atletik berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada Olimpiade pertama pada 776 SM. Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama ditahun 776 sebelum Masehi dimana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade.

Ada beberapa “Games” yang digelar selama era klasik Eropa: Panhellenik Games The Pythian Game digelar di Argolid setiap dua tahun. The Isthmian Game digelar di Isthmus dari Corinth setiap dua tahun. The Roman Games berasal dari Yunani murni, memperlombaan lari dan melempar. Masyarakat lain yang menggemari kontes atletik, seperti bangsa Kelt, Teutonik, Goth dan Roma. Atletik sering dihubungkan dengan pelatihan perang. Di masa abad pertengahan anak seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung dan bergulat dan tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata.

Video Sejarah Atletik

Di abad 19 organisasi formal dari atletik dimulai. Atletik termasuk dengan olahraga reguler dan latihan di bangku sekolahan. Perlombaan atletik yang paling tua diadakan di Shrewsbury, Shropshire pada 1840 oleh Royal Shrewsbury School Hunt. Ada detail dari perlombaan tersebut yang ditulis 60 tahun kemudian oleh C.T Robinson. Royal Military Academy dimana Woolwich menyelenggarakan sebuah kompetisi yang diorganisisr pada tahun 1849, tetapi seri reguler pertama dari perlombaan digelar di Exeter College, Oxford dari 1850.

Perlombaan atletik modern nomor lintasan biasanya diorganisir pada lintasan lari melingkar sepanjang 400 m. Even lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat di dalam trek/ lintasan. Atletik termasuk dalam Olimpiade modern di tahun 1896 dan kemudian atlet wanita pertamakali dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event Olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola internasional dibentuk, badan tersebut bernama IAAF (International Association of Athletics Federations). IAAF dibentuk tahun 1912. IAAF menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor di tahun 1983.

Ada beberapa pertandingan regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan Commonwealth Games. Sebagai tambahan ada sirkuit pro, diakumulasi dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor Championship. Atletik memiliki peminat yang tinggi pada kejuaraan-kejuaraan besar, khususnya Olimpiade.

Lintasan Atetik Kuno

B.            Perlombaan Atletik Dunia

1.       Kompetisi Frekuensi Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 2 tahun sekali;

2.       Kejuaraan Dunia Atletik Dalam Ruang IAAF 2 tahun sekali;

3.       Kejuaraan Dunia Lintas Alam IAAF Setahun sekali;

4.       Kejuaraan Dunia Setengah Maraton IAAF Tidak lagi dilangsungkan;

5.       Kejuaraan Dunia Lari Jalan Raya IAAF Setahun sekali;

6.       Kejuaraan Dunia Atletik Junior IAAF 2 tahun sekali;

7.       Kejuraan Dunia Atletik Remaja IAAF 2 tahun sekali;

8.       Kejuaraan Dunia Jalan Cepat IAAF 2 tahun sekali;

9.       Piala Dunia Atletik IAAF 4 tahun sekali Gold League IAAF Setahun sekali;

10.   Final Atletik Dunia IAAF Setahun sekali; dan lainnya

C.            Nonor Lomba Atletik

1.       Even Lintasan

a.        Lari jarak pendek (sprint) termasuk didalamnya adalah lomba lari 60 m (hanya di dalam ruangan), 100 m, 200 m dan 400 m.

b.        Jarak jarak menengah termasuk dalam nomor ini adalah lari 800 m, 1500 m, 1 mil dan 3000 m.

c.        Lari halang ringtang dimana pelarinya harus melewati rintangan seperti penghalang dan rintangan air.

d.        Lari gawang: 110 m untuk putra dan 100 m untuk wanita dan 400 m gawang.

e.        Lari estafet: 4 x 100 m estafet, 4 x 200 m dan estafet 4 x 400 m estafet. Beberapa event seperti estafet medley, jarang dilangsungkan kecuali estafet karnaval besar.

f.         Lari jalanan: dilangsungkan di jalanan terbuka, tapi biasanya diakhiri di lintasan.

g.        Lari jarak jauh biasa memperlombakan 5 km, 10 km, setengah marathon dan marathon.

h.        Lomba jalan cepat memperlombakan 10 km, 20 km dan 50 km.

2.        Even lapangan

a.        Event lempar : tolak peluru, lempar lembing, lempar cakram dan lontar martil

b.        Event lompat : lompat tinggi, lompat galah, lompat jauh, dan lompat jangkit

3.        Even ganda atau kombinasi

a.        Triathlon / Trilomba

b.        Pentathlon / Pancalomba

c.        Heptathlon / Saptalomba

d.        Decathlon / Dasalomba

4.        Pertambahan nomor yang dipertandingkan bagi wanita dari tahun ke tahun:

a.        1987: Lari 10.000 m putri dan jalan cepat 10 km putri

b.        1993: Lonpat jangkit putri

c.        1995: Lari 5.000 m putri

d.        1999: Lompat galah putri dan lontar martil putri

e.        2005: Lari halang rintang 3000 m putri

D.            LAPANGAN ATLETIK

1.       Lintasan dan Lapangan Dalam Ruangan

Lintasan Indoor Atletik

Pada lintasan indoor, atlet berkompetisi sama dengan event lintasan di outdoor dengan pengecualian untuk lari 100 m dan 110/100 m gawang (diganti dengan sprint 60 m dan 60 m gawang), lari 10.000 m, jalan cepat, dan 400 m gawang. Indoor juga mendapat tambahan nomor lari 3000 m yang normalnya memakai 10.000 m. Di event lapangan, perlombaan indoor hanya menampilkan lompat tinggi, lompat galah, lompat jauh, lompat jangkit. Lempar cakram, lembar lembing, lontar martil, dan tolak peluru tidak dilombakan karena normalnya tidak ada ruang yang cukup dalam stadion indoor untuk perlombaan tersebut.

2.        Lintasan dan Lapangan Luar Ruangan

 

Lintasan Atletik Outdoor di Stadion Jatidiri Semarang Jawa Tengah

Kebanyakan lintasan adalah berbentuk oval untuk sepanjang 400 m. Tetapi, beberapa lintasan tua berukuran 440 yard dimana ada beberapa lintasan yang tidak oval dan tidak 400m /440 yard karena keadaan geografis. Lintasan modern memakai permukaan yang dikaretkan, dan lintasan yang lebih tua memakai pasir atau kerikil. Lintasan normalnya memakai 6-10 jalur. Sangat umum dimana lintasan itu akan mengelilingi sebuah lapangan bermain yang dipakai untuk American Football, sepak bola, atau lacrosse. Lapangan didalam ini biasanya dikenal dengan lapangan dalam dan permukaanya memakai rumput atau karpet buatan. Lempar lembing, tolak peluru dan cakram biasanya dilombakan di lapanganini, dan implementasinya mungkin bisa merusak lapangan yang dipakai.


TUGAS MENGERJAKAN SOAL

Kerjakan Tugas dengan bersungguh-sungguh karena kalian hanya bisa mengirim 1 kali jawaban. Nilai yang diperoleh sebagai nilai tugas harian.

Kerjakan Soal Berikut: "Soal Mengenal Mother Of Sport"